Inteligensi
INTELIGENSI
Pandangan Awam Tentang Inteligensi
Dalam
pandangan masyarakat awam kata inteligensi sering diartikan sebagai kecerdasan,
tingkat IQ dan lain-lain. Menurut pandangan awam, Inteligensi
adalah istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun memampuan
untuk memecahkan problem yg dihadapi.
Inteligensi
terbagi menjadi dua kategori, yaitu inteligensi tinggi dan inteligensi rendah.
Adapun ciri-ciri perilaku kedua kategori inteligensi tersebut adalah:
1.
Perilaku
inteligen tinggi : kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental
dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas tinggi dan imajinasi yang
berkembang
2.
Inteligen rendah :
perilaku lamban, tidak cepat mengerti, kurang mampu menyelesaikan problem
mental yang sederhana.
Inteligensi Menurut Pandangan Para Ahli
Berikut
adalah pandangan beberapa ahli mengenai defenisi inteligensi :
·
Terman : kemampuan
seseorang untuk berpikir secara abstrak.
·
Thorndike : kemampuan
dalam memberikan respon yg baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
·
Wechsler : inteligensi
sebagai totalitas kemampuan seseorang utk bertindak dengan tujuan tertentu,
berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif
·
Flynn : kemampuan
berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman
Teori Tentang Inteligensi
Berikut ini adalah jabaran
singkat dari teori-teori inteligensi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu
:
l William
Stern (Uni Factor Theory) atau Teori
kapasitas umum. William Stern mengatakan
bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau
kemampuan umum, cara kerja inteligensi juga bersifat umum. Kapasitas umum
timbul akibat pertumbuhan fisiologis dan akibat belajar.
l Spearman
: (Two Factors Theory) atau teori dua faktor. Ada dua faktor yang dikemukakan
dalam teori Spearman. Yaitu :
Faktor
Umum (G faktor), yaitu : faktor yg menentukan apakah
seseorang itu secara umum bodoh atau pandai.
Faktor
khusus (S faktor) yaitu : faktor yg
menentukan kepandaian seseorang dalam bidang tertentu, seperti fisika, bahasa.
l E.L.
Thorndike (Multi
Factors Theory), Thorndike mengatakan bahwa inteligensi
terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon.
Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu.
l Thurstone, mengatakan bahwa faktor
umum tidak ada, yg ada hanya sekelompok faktor yang diberi nama Primary Mental
Abilities (7 faktor), yaitu : Pengertian
verbal, Kemampuan angka, Penglihatan keruangan, Kemampuan penginderaan, Ingatan, Penalaran dan Kelancaran kata.
Tes Inteligensi
Secara
umum ada dua kategori tes inteligensi yang digunakan, yaitu tes inteligensi
individual dan tes inteligensi kelompok. Berikut uraiannya :
1.
Tes Individual
a. Tes
Binet, dikembangkan oleh Alfred
Binet, ketika diminta pemerintah
Perancis menyusun metode utk identifikasi anak yg tidak mampu belajar di
sekolah (bersama Theophile Simon).
Kemudian pada tahun 1905 berhasil disusun Skala
terdiri dari 30 item. Binet
mengembangkan konsep Mental Age (MA) usia mental, yaitu level perkembangan mental individu yg
beraitan dengan perkembangan lain.
Kemudian pada tahun 1912 William Stern –rekan Binet- menciptakan konsep Intellegence Quotient (IQ) yang dapat mengukur tingkat inteligensi seseorang dengan
rumus
IQ
= MA/CA X 100
b. Skala
Wechsler, dikembangkan oleh David
Wechsler. Dengan memperkenalkan IQ verbal
dan IQ Performance. Adapun jenis tes
yang digunakan adalah :
WPPSI-R:
Wechsler Preschool dan Primary Sale of Intelligence-Revised, untuk usia 4 6,5 tahun.
WISC-R:
Wechsler Intelligence Scale for Children – Revised, untuk usia 6 – 16 tahun.
WAIS-R:
Wechsler Adult Intelligence Scale – Revised,
untuk usia diatas 16 tahun (dewasa).
2.
Tes Kelompok
Ada beberapa jenis tes inteligensi kelompok yang
digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Lorge-Thorndike
Intelligence Tests
b. Kuhlman-Anderson
Intelligence Tests
c. Otis-Lennon
School Mental abilities
Perbedaan Tes Individual dan kelompok

0 komentar: